Pimpinan dari lembaga tersebut mengatakan bila fenomena ini terjadi ketika suhu yang meninggi melelehkan es di bagian atas benua tersebut yang kemudian mengalir ke arah khatulistiwa. Air hangat yang mengalir menjauh dari Antartika digantikan oleh air dingin yang berasal dari bawah benua itu. Akibatnya, air dingin tersebut kemudian berubah menjadi es yang memperluas daratan es Antartika.
Uniknya, air yang meleleh atau berasal dari es Antartika juga diketahui mempunyai kerapatan yang lebih rendah ketimbang air laut pada umumnya. Oleh sebab itu, air dari es Antartika lebih mudah naik ke permukaan dan membeku.
Sebaliknya, peneliti NASA mengungkapkan bila pertumbuhan es di Kutub Selatan sebenarnya tidak sebanding dengan menurunnya jumlah es-nya akibat dari pemanasan global dan perubahan iklim dunia. Lelehan es benua itu juga berandil besar dalam naiknya permukaan air laut selama berabad-abad, terhitung sejak 20.000 hingga 9000 tahun yang lau, Daily Mail (04/07).
Bila fenomena global warming tidak segera ditangani, dalam beberapa abad lagi ketinggian permukaan air laut bisa bertambah hingga 3,7 meter. Tak ayal, hal ini meningkatkan potensi hilangnya banyak pantai di dunia.